Pedagang Pasar Situbondo Akui Tetap Untung di Masa Pandemi
OMNIA SLOT - Menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, situasi Pasar Asembagus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada hari Sabtu (23/5) terpantau ramai, terlihat dari area parkir yang dipenuhi kendaraan bermotor dan becak.
Walau ramai, tidak terlihat adanya kepadatan antara pengunjung pasar. Sayangnya, banyak dari penjual dan pembeli yang tak mengenakan masker sebagai upaya pencegahan penularan virus corona.
Sudut-sudut pasar juga terpantau bersih, hanya beberapa titik yang terlihat becek.
Seorang penjual udang dan tahu, Rahmawati, mengatakan ia sudah berjualan sejak pukul 04.00 dan tidak pernah tutup lapak selama bulan puasa.
"Saya jualan habis Subuh, sekitar jam 04.00. (Selama puasa), saya (jualan) setengah hari, sampai jam 13.00. Kalo hari biasa, (jualan) sampai jam 16.00," kata Rahmawati diktup Omnia Slot.
Wanita yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Asembagus itu mengatakan setiap hari ia bisa menjual sebanyak 15 ember udang dan tahu.
Stok udang diperolehnya dari agen dan stok tahu diambil dari tambak. Selama berjualan, Rahmawati ditemani oleh sang suami.
Selama bulan puasa harga dagangannya mengalami kenaikan, dikarenakan ia harus mengupah pekerja untuk menggantikan pekerja sebelumnya yang pulang kampung untuk Lebaran.
"Udang saya jual Rp70 ribu per kilo, ukurannya besar. Kalo hari biasa (di luar bulan puasa), saya jual udang Rp60 ribu per kilo, ukurannya lebih kecil," terang Rahmawati.
Baca Juga : " Tunangan Tolak Pemberian Maaf untuk Para Pembunuh Khashoggi "
Dia mengatakan wabah Covid-19 tidak memengaruhi pendapatannya. Selama berjualan ia mengikuti anjuran pemerintah untuk rutin mencuci tangan dan menjaga jarak dengan pembeli.
Sebelumnya pemerintah daerah sempat memberi larangan untuk berjualan, namun larangan itu ditolak oleh para pedagang Pasar Asembagus.
"Ada (larangan), tapi pedagang di sini enggak mau. Soalnya pedagang sapi kan banyak yang nyembelih (daging), kasian kan kalo ditutup. Bulan ini (dikabarin) kalo disuruh tutup, tapi kita nggak mau. Soalnya di sini kan nggak ada yang kena corona," kata Rahmawati.
Suami Rahmawati, Kusni mengatakan, pemerintah daerah sempat melakukan penyemprotan disinfektan namun hanya dilakukan satu kali.
"(Saya) tau sempat disemprot disinfektan, pas puasa baru dapat 1 minggu mungkin. Setelah itu, nggak ada lagi," kata Kusni.
Namun, Kusni mengatakan pihak pengelola pasar rutin membersihkan selokan air dua kali dalam seminggu.
Dilansir dari akun Instagram resmi Pemerintah Kabupaten Situbondo, @situbondokab, angka positif Covid-19 sebanyak 12 orang, di mana 1 orang dalam perawatan, 1 orang lainnya melakukan isolasi mandiri, dan 11 orang dinyatakan sembuh.- GLXgames
Walau ramai, tidak terlihat adanya kepadatan antara pengunjung pasar. Sayangnya, banyak dari penjual dan pembeli yang tak mengenakan masker sebagai upaya pencegahan penularan virus corona.
Sudut-sudut pasar juga terpantau bersih, hanya beberapa titik yang terlihat becek.
Seorang penjual udang dan tahu, Rahmawati, mengatakan ia sudah berjualan sejak pukul 04.00 dan tidak pernah tutup lapak selama bulan puasa.
"Saya jualan habis Subuh, sekitar jam 04.00. (Selama puasa), saya (jualan) setengah hari, sampai jam 13.00. Kalo hari biasa, (jualan) sampai jam 16.00," kata Rahmawati diktup Omnia Slot.
Wanita yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Asembagus itu mengatakan setiap hari ia bisa menjual sebanyak 15 ember udang dan tahu.
Stok udang diperolehnya dari agen dan stok tahu diambil dari tambak. Selama berjualan, Rahmawati ditemani oleh sang suami.
Selama bulan puasa harga dagangannya mengalami kenaikan, dikarenakan ia harus mengupah pekerja untuk menggantikan pekerja sebelumnya yang pulang kampung untuk Lebaran.
"Udang saya jual Rp70 ribu per kilo, ukurannya besar. Kalo hari biasa (di luar bulan puasa), saya jual udang Rp60 ribu per kilo, ukurannya lebih kecil," terang Rahmawati.
Baca Juga : " Tunangan Tolak Pemberian Maaf untuk Para Pembunuh Khashoggi "
Dia mengatakan wabah Covid-19 tidak memengaruhi pendapatannya. Selama berjualan ia mengikuti anjuran pemerintah untuk rutin mencuci tangan dan menjaga jarak dengan pembeli.
Sebelumnya pemerintah daerah sempat memberi larangan untuk berjualan, namun larangan itu ditolak oleh para pedagang Pasar Asembagus.
"Ada (larangan), tapi pedagang di sini enggak mau. Soalnya pedagang sapi kan banyak yang nyembelih (daging), kasian kan kalo ditutup. Bulan ini (dikabarin) kalo disuruh tutup, tapi kita nggak mau. Soalnya di sini kan nggak ada yang kena corona," kata Rahmawati.
Suami Rahmawati, Kusni mengatakan, pemerintah daerah sempat melakukan penyemprotan disinfektan namun hanya dilakukan satu kali.
"(Saya) tau sempat disemprot disinfektan, pas puasa baru dapat 1 minggu mungkin. Setelah itu, nggak ada lagi," kata Kusni.
Namun, Kusni mengatakan pihak pengelola pasar rutin membersihkan selokan air dua kali dalam seminggu.
Dilansir dari akun Instagram resmi Pemerintah Kabupaten Situbondo, @situbondokab, angka positif Covid-19 sebanyak 12 orang, di mana 1 orang dalam perawatan, 1 orang lainnya melakukan isolasi mandiri, dan 11 orang dinyatakan sembuh.- GLXgames
Komentar
Posting Komentar